/-----------------------------\
Penulis: Yusril Takeuchi
Episode: 2
\-----------------------------/
Takeuchi – Pencuri Antar Waktu
Pagi hari yang cerah ditenangkan
dengan kicauan burung yang merdu, serta udara pagi yang dingin. Membuat hati
setiap orang terasa damai dan tenang. Langit yang biru serta awan yang putih,
ikut serta memperindah bumi ini. Disebuah desa Honjara terdapat anak SMA
bernama Takeuchi yang sedang asik menonton televisi dirumahnya. Dia terlihat
sangat senang sekali melihat acara televisi favoritnya, Doraemon.
“Hahaha, mereka lucu sekali, perbuatan konyol nobita seakan selalu membawa
hal yang lucu bagi penontonnya” kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Karena
terlalu asik menonton televisi, aku sampai lupa jika harus disuruh ibu untuk
pergi ke pasar. Takeuchi mengingat lagi kejadian beberapa menit yang lalu.
“Takeuchi, cepat kamu bantu ibu untuk pergi kepasar, ibu tidak sempat pergi
kesana karena masih banyak yang harus ibu kerjakan. Jadi ibu minta tolong untuk
kamu berbelanja” suruh ibuku yang sambil memberikan daftar belanja yang ingin
dibeli.
Dengan nada yang pelan aku menjawabnya dan menghampirinya “Iya bu, aku akan
pergi kepasar. Serahkan saja semuanya padaku”
Ketika ingin pergi
kepasar, aku melihat acara favoritku yaitu Doraemon sedang tayang. Maka dari
itu aku menontonnya sebentar, tapi aku sempat melukapan apa yang sudah ibu suruh
kepadaku.
“Baiklah, waktunya pergi berbelanja sekarang” kataku dengan nada yang penuh
semangat dan langsung pergi berjalan menuju pasar.
Takeuchi anak yang suka akan sebuah kasus misteri dan legenda-legenda yang
telah menjadi beberapa mitos dikalangan banyak orang. Hal tersebut tak dapat
dipungkiri lagi bahwa Takeuchi juga suka mempelajari berbagai pengetahuan untuk
menjadi detektif.
Dijalan aku kebetulan
melewati rumah Steve. Dia terbilang anak yang cukup kaya, namun terkadang dia
suka sombong akan kekayaannya, serta membuat beberapa orang jengkel dengannya.
Terlihat dirumahnya sedang ramai sekali akan orang-orang yang sedang
kesulitan dan ingin meminta bantuan kepada Steve. Akupun bingung dan
menghampirinya
“Hei Steve, ada apa ini? Kenapa dirumahmu banyak orang yang datang dengan
segudang masalah?” tanyaku kepada steve sambil menunjukkan tanganku ke semua
orang yang sedang mengantri. Dengan nada yang cukup sombong dia menjawab “Ah
Takeuchi, masa kamu masih belum tau? Aku kan seorang detektif. Maka dari itu
mereka semua datang kepadaku untuk membantunya” saut Steve dengan nada yang
cukup membuat jengkel.
Hal tersebut membuatku sedikit ingin tertawa tapi aku menahannya serta
berkata kepada Steve
“Kau seorang detektif? Aku tidak yakin kamu bisa melakukan semua masalah
yang dialami orang sebanyak ini” ucapku kepada Steve dengan wajah yang cukup
heran. Stevepun membalasnya
“Kamu lihat saja nanti, semua orang disini akan berterima kasih kepadaku.
Dan aku akan menjadi detektif professional, hahaha” ujar Steve sambil tertawa
dihadapanku.
Steve semakin sombong dan
membuatku semakin malas berlama-lama ditempat itu. Hingga akhirnya aku
melanjutkan perjalananku menuju pasar untuk membeli sesuatu yang harus dibeli.
Ketika sampai dipasar, aku melihat kembali daftar belanja yang harus dibeli.
Dan ternyata, banyak sekali. “Aaaappa ini? Banyak sekali yang harus kubeli. Sayuran seperti Cabai,
Bawang Merah, Lengkuas, Bawang Putih, dan lain-lainnya. Serta beberapa
buah-buahan seperti Apel, Mangga, Jeruk, Alpukat, dan lain-lain. Harus kubeli
semua, dan juga beberapa barang-barang lainnya” teriakku dengan wajah yang
kaget melihat daftar belanja yang begitu banyak.
“Yosh, aku tidak boleh terus mengeluh. Aku harus cepat menyelesaikan ini
dan membaca buku detektif yang belum sempat kuselesaikan” ucapku dalam hati.
Dan pada akhirnya aku bergegas membeli berbagai barang dari beberapa toko
yang ada dipasar.
Waktu terus berjalan, tak terasa sudah mulai terasa panas teriknya matahari
di siang bolong. Belanjaan yang sudah kubelipun sudah terkumpul semua, barang
bawaanku sangat banyak sekali sehingga aku sedikit kesulitan membawanya karena
terlalu berat.
Tak lama, akupun akhirnya sampai dirumah dengan nafas yang cukup
terengah-engah. Karena aku harus membawa benda-benda berat itu dari pasar
kerumah, ditambah panasnya matahari. Membuatku mengeluarkan banyak sekali
keringat yang ada ditubuhku.
Akupun berjalan
menghampiri dapur lalu berkata kepada ibu “Ibu, aku sudah membeli semua yang
ibu suruh padaku. Lihatlah, begitu banyak sekali yang aku beli” sautku dengan
nada yang senang. Ibukupun menghampiri dan mengatakan
“Ah terima kasih banyak, kamu memang anak yang berbakti kepada orang tua.
Sebagai gantinya ini upah untukmu, lumayan untuk jajan” kata ibuku yang sambil
tersenyum, serta menjulurkan uang ketanganku. Lantas hal tersebut membuatku
senang dan berterima kasih kepadanya “Terima kasih bu. Oh iya, aku ingin
kerumah Steve dulu yah” teriakku yang berada didepan pintu dan terburu-buru
menuju rumah Steve.
Sepertinya aku tidak jadi ingin melanjutkan membaca buku detektif. Karena
kupikir kasus yang akan dikerjakan Steve lebih membuatku penasaran.
Disiang hari yang panas, aku berlari menuju rumah Steve.
Tak lama aku sampai dirumahnya dan mengetuk-ngetuk pintu rumah Steve.
Tok tok tok, suara pintu yang aku ketuk. Tak lama keluar ibunya Steve dan
berkata padaku. “Oh Takeuchi, ada apa yah tiba-tiba datang kesini?” tanya
mamahnya Steve.
“Kebetulan aku ingin bertemu Steve tante, apakah dia ada dirumah?” tanyaku
balik kepada mamahnya Steve.
Diapun menjawab pertanyaanku “Tentu saja Steve ada dirumah, tapi sepertinya
dia terlihat sibuk karena ada seseorang yang mengatakan berliannya hilang
didalam rumahnya” ujar mamahnya Steve padaku.
Hal tersebut membuatku kaget sehingga aku tidak sabaran ingin melihat
bagaimana Steve menyelesaikannya.
“Kalau begitu, aku permisi yah tante ingin bertemu Steve” sautku dan
langsung masuk kedalam rumahnya.
Diruang tamu yang sepi
serta tidak ada keributan. Kulihat ada Steve dan seorang bapak-bapak yang berkepala
botak sedang berbicara dengannya.
Akupun menghampirinya dan berkata
“Permisi Steve, sepertinya kamu sedang sibuk dengan kasus yang akan kamu
tangani?” tanyaku kepadanya dengan wajah yang sedikit bingung.
Wajahnya terlihat cukup bingung dan seperti sedang memutar berkali-kali
otaknya untuk memecahkan kasus itu “Aku sedang mendapatkan kasus yang cukup
serius. Dia bernama Bapak Rikimaru, kebetulan dia sedang mendapatkan kesulitan
yaitu berlian miliknya hilang didalam rumahnya sendiri” kata Steve sambil
memperkenalkan Bapak Rikimaru tadi. Karena merasa diperkenalkan, Bapak Riki
bangun dari duduknya serta memperkenalkan dirinya “Perkenalkan, nama saya
Rikimaru. Saya seorang direktur perusahaan Yamada yang kebetulan sedang
mendapatkan sebuah masalah” ujar Bapak Rikimaru sambil menjulurkan tangannya
kepadaku. Rasanya tidak sopan jika aku menghiraukannya. Maka dari itu aku ikut
memperkenalkan diri padanya “Perkenalkan pak, namaku Takeuchi. Aku temannya
Steve yang kebetulan sedang berkunjung kesini” kataku sambil bersalaman
dengannya.
Sebuah kasus yang sedang
temanku laksanakan membuatku sedikit penasaran dan menanyakan beberapa hal
padanya “Permisi pak, bisakah aku bertanya sesuatu kepadamu?” tanyaku
kepadanya. Lantas Bapak Rikimaru menyautinya “Tentu saja boleh nak, silahkan
tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan” ujar Bapak Rikimaru.
“Sebelumnya apakah bapak masih ingat terakhir kali melihat berlian itu? Dan
saat itu bapak sedang apa?” tanyaku kepadanya dengan tangan yang sambil
memegang dagu. Pertanyaanku tadi sempat membuat Pak Rikimaru kebingungan, dan
mengingat lagi terakhir kali dia melihat berlian itu. “Kalau tidak salah
terakhir kali bapak melihat berlian itu dimalam hari pukul 11. Saat itu saya
baru saja pulang kerja dan menaruh berlian itu diatas meja makan. Karena
terlalu letih saya langsung menuju kamar untuk tidur tapi melupakan berlian
yang ada dimeja makan tadi. Namun ketika terbangun, berlian tersebut sudah
tidak ada” jawab Pak Rikimaru tentang pertanyaanku tadi.
Aku mulai mendapatkan ide, karena dibeberapa hari yang lalu aku pernah
melakukan perjalanan waktu kemasa depan. Yaitu dimasa ketika aku sudah tua dan
menjadi sukses karena membangun sebuah perusahaan. Lemari yang berada ditempat
sampah tadi aku bawa pulang kerumah dan kubersihkan hingga bersih. Menurutku,
ide yang sedang aku miliki sekarang cukup akurat dan berkata didalam hati “Ah
iya, aku kan mempunyai mesin waktu. Kalau begitu kenapa tidak aku pergi ke masa
lalu dan melihat siapa pencuri sebenarnya” kataku didalam hati.
Karena terpikirkan dengan ide tersebut, aku pamit kepada Steve dan Pak
Rikimaru serta berterima kasih padanya. Dan langsung menuju rumah untuk pergi
ke masa lalu.
Dengan tergesa-gesa menuju rumah, aku sempat tersandung batu dijalan
“Haduh, kenapa sampai ceroboh begini sehingga sampai jatuh” ujarku dalam hati
dan melanjutkan perjalanannku. Ketika sampai dirumah ibu memanggilku “Takeuchi,
makan dulu sini. Nanti kamu bisa lapar” teriak ibuku. Karena sedang
tergesa-gesa aku menolaknya “Nanti saja bu, ada yang harus aku kerjakan terlebih
dahulu” jawabku dan langsung menuju kamar.
Dikamarku, terdapat sebuah
lemari yang berbeda dari lemari biasanya. Bentuknyapun agak sedikit aneh, serta
tidak terbuat dari kayu. Bahkan aku sendiri belum pernah melihat bahan apa yang
dipakai pada lemari tersebut. Dengan rasa yang sangat yakin ingin pergi ke masa
lalu demi menyelesaikan kasus yang dialami Pak Rikimaru, aku berjalan serta memasuki
lemari tersebut serta mengatakan “Pergi ke 1 hari yang lalu jam 11 malam”
ucapku ketika didalam lemari itu.
Setelah beberapa menit berada didalam, akupun keluar dari lemari tersebut.
Malam hari telah datang. Disana kulihat diriku yang sedang tertidur pulas.
Tentu aku tidak ingin dia melihatku, untung saja aku masih mengingat alamat
rumah Pak Rikimaru, karena sebelumnya dia pernah mengatakannya. “Rumah bapak
berada di Jalan Setapak nomor 110” kata Pak Rikimaru ketika berada
dirumah
Steve tadi.
Karena tidak mau terlambat akupun bergegas menuju ke alamat tersebut. Ketika
sampai disana, aku sedikit bingung bagaimana cara masuk kedalam? Sedangkan
pintu gerbangnya saja dikunci. 10 menit mengelilingi rumah itu, hingga akhirnya
menemukan jalan untuk masuk, yaitu dengan memanjat pagar rumahnya. Karena
disana terdapat sebuah box yang cukup tinggi sehingga aku bisa memanjat keatasnya.
Usahaku membawakan hasil yang baik dan berhasil masuk kedalam rumahnya. Aku
memasuki ruang makan, disana masih terlihat jelas berlian milik Pak Rikimaru
masih berada disana. Akupun menunggu sambil bersembunyi sampai pencuri itu
datang. Namun karena terlalu lama, aku menjadi mengantuk dan hingga akhirnya
tertidur. Tak terasa sudah pukul 5 pagi, namun berlian itu masih ada diatas
meja makan. Aku mengatakan didalam hati “Lebih baik berlian itu aku ambil saja
dan kembali ke masaku serta mengembalikan berliannya ke Pak Rikimaru” kataku
didalam hati dan langsung mengambil berlian itu. Hingga akhirnya aku berlari
menuju rumah dan langsung menggunakan mesin waktu lagi untuk kembal ke masaku. “Kembali
ke 5 menit setelah aku pergi dari rumah” kataku ketika didalam lemari tersebut.
Aku berlari dengan cepat
menuju rumah Steve untuk mengembalikan berlian itu. Namun aku baru menyadari
suatu hal “Ya ampun, kenapa aku tidak sadar juga? Bahwa pencuri sebenarnya
adalah aku sendiri yang datang dari masa depan mengambil berlian itu untuk
dikembalikan kepada pemiliknya. Kasus macam apa ini? Ini kasus yang bodoh”
teriakku ketika sambil berlari. Hingga akhirnya sampai dirumah teman dan
mengembalikan berlian tersebut kepada pemiliknya. Aku tidak mungkin menjelaskan
apa yang sebenarnya terjadi karena identitasku sebagai time traveler akan
terbongkar. Kukatakan bahwa aku menemukannya dibangku yang berada ditaman. Dan
hingga akhirnya Pak Rikimaru berterima kasih kepadaku karena berliannya
berhasil ditemukan, tapi menurutku ini kasus yang bodoh. Lain kali aku tidak
mau lagi menyelesaikan kasus seperti ini..
0 komentar:
Posting Komentar