Yusril Takeuchi
Cinta Pada Wanita Berdarah Campuran
Diterbitkan
secara mandiri
melalui
blog.yusriltakeuchi.com
Credits
Oleh: Yusril Takeuchi
Copyright © 2015
by Yusril Takeuchi
Penerbit
Yusril Takeuchi
www.yusriltakeuchi.com
yusriltakeuchi@gmail.com
Download Versi PDF:
Desain Sampul:
Yusril Takeuchi
Diterbitkan
melalui:
Blog.yusriltakeuchi.com
Perkenalkan namaku
Muhammad Yusril Rapsanjani dan biasa di panggil Yusril, Sril. Dan memiliki nama
julukan Yusril Takeuchi yang biasa dipakai untuk dalam dunia maya atau dunia
internet. Kisahku dimulai sejak sekitar 1 minggu yang lalu, dimana MOS sudah
berakhir dan aku sudah menemukan dimana kelasku berada dan bisa menentukan
tempat duduk sesuka hati. Hari pertama begitu gugup, semua masih terlihat
malu-malu dan grogi dalam bertindak. Wajar saja, itu tingkah alami yang semua
orang alami pada saat pertama kali memasuki kelas baru, dengan teman baru, guru
baru dan suasana yang baru.
Aku
menempati kelas X TKJ 3. Dimana kebanyakan anak TKJ itu mayoritas dihuni oleh
laki-laki. Walau sebenarnya terdapat juga wanita yang memasukinya, dan kupikir
itu suatu hal yang keren dan tidak biasa. Jarang sekali wanita memasuki jurusan
teknik seperti itu. Aku cukup nyaman dikelas baru ini, dengan teman-teman baru
dan suatu hal yang paling membuatku nyaman adalah terdapat seorang wanita
berdarah campuran yang memikat hatiku pada pandangan pertama. Pandangan pertama
itu adalah suatu hal yang biasa dialami seseorang ketika menemukan orang lain
yang menurutnya baik dan membuat orang tersebut tertarik. Begitupun dengan
diriku sendiri. Seorang wanita berambut panjang, berkulit putih, dengan wajah
sedikit memasuki keturunan Chinese. Seseorang wanita yang membuat hatiku
berdetar menggebu-gebu. Mungkin inikah cinta sesungguhnya? Dari penampilannya, tingkah
lakunya, dan cara dia menjaga diri benar-benar sesuai dengan tipeku. Sebelumnya
dikelasku juga terdapat wanita yang lumayan cantik bernama, sebut saja RM. Dia
lumayan cantik dan sedikit mempesona, namun setelah beberapa hari memasuki
sekolah dan belajar bersama. Dia baru menampakkan sifat aslinya. Dia begitu
terbuka dengan laki-laki, rela di sentuh dan dipegang oleh sembarang pria.
Menurutku itu adalah suatu hal yang tidak baik bagi seorang wanita, dia
terkesan begitu murahan. Bukan maksudku merendahkannya, tapi itulah keadaannya.
Wanita
berdarah campuran itu bersikap sangat lembut, pendiam, tidak banyak bicara,
serta bisa menjaga jarak dengan laki-laki lain yang ada di sekitarnya.
Awal-awal memasuki sekolah mungkin aku hanya bisa memandangnya setiap hari dari
kejauhan, aku duduk dipojok depan sebelah kiri, sedangkan dia pojok sebelah
kanan. Walau memiliki keinginan yang sangat kokoh untuk berkenalan, tapi tetap
saja rasa itu sulit untuk dilaksanakan. Rasa malu, bercampur grogi itu kian
menggebu-gebu didalam diri ini, sehingga memberhentikan langkahku untuk
berjabatan tangan dengannya, dan menyebutkan namaku.
Seiring berjalannya waktu, aku sudah mengetahui namanya.
Wanita berdarah campuran, seorang wanita yang memikat hatiku pada pandangan
pertama itu bernama, sebut saja VN.
Aku
hanya seorang Penulis, bukan ahli gombal berkata-kata. Hanya ini yang bisa
kulakukan agar dia mengetahui isi hatiku. Yaitu dengan membuat cerita tentang
semua yang aku rasakan dan alami. Keadaan sangat berbeda pada saat aku berbicara
langsung dengannya dibandingkan dengan menulis seperti ini. Dengan seperti ini
aku bisa melepaskan semua perasaan yang ingin kukeluarkan, semua rasa yang
terpendam.
Aku baru
saja mengenalnya, untuk menjadi pacarnya rasanya sangat tidak mungkin bagiku.
Aku memilik rasa trauma yang lumayan tinggi. Rasa trauma yang seolah-olah
membuatku memiliki orang yang dibenci tambahan. Sebelumnya aku pernah
berpacaran dengan seseorang, dia bersekolah di SMA 17. Wanita yang benar-benar
baik dan sangat lembut, sesuai dengan semua yang aku inginkan. Namun disaat aku
sudah memasuki posisi nyaman dalam kesetiaan, justru dia merusak semuanya.
Dengan mantannya yang dikatakannya belum putus. Saat-saat pacaran kita sering
berhubungan, berbicara, mengobrol, bercanda. Namun apa yang terjadi setelah
putus? Semua berubah menjadi sunyi. Tak ada sapaan, tawa, candaa, teguran, dan
bahkan tingkah lakunya seolah-olah ingin menjauhiku, memblokir semua akses yang
dapat membuatku bisa berbicara dengannya seperti blokir facebook, delete
account bbm, line, dll.
Rasa
trauma itulah yang membuatku sulit untuk mengungkapkan rasa cintaku pada VN
secara langsung. Aku masih ingin berteman dengannya, berbicara dengannya,
tertawa bersama dan memecahkan suatu masalah bersama. Dan pasti akan menjadi
suatu hal yang sangat kejam jika aku bisa menjadi pasangannya, namun kata putus
sudah diucapkan. Apa yang terjadi? Semua keadaan berubah total seperti diatas.
Aku menyukainya, dan ingin mengenalnya lebih lanjut. Aku
memiliki sebuah siasat agar bisa berbicara dengannya yaitu melalui BBM. Pada
saat dia dan SB meminta uang kepada seluruh siswa untuk patungan taplak meja.
Aku berniat meminta pin BB nya, bahkan sudah mengatakannya pada saat dia
meminta uang padaku. Tapi apa responnya? Tidak ada jawaban. Mungkin karena
anak-anak yang terlalu berisik sehingga membuatnya tidak mendengar apa yang
kukatakan. Aku hanya berbicara 1 kali, dia tidak mendengarnya maka kutarik
kembali kata-kata itu untuk tidak diucapkan. Memang sedikit ada rasa kecewa,
namun aku harus terus berjuang untuk bisa mengenalnya lebih lanjut. Disuatu
hari aku memilik siasat untuk membuatku bisa dekat dengannya, yaitu dengan
duduk didepan bangkunya. Tentu aku mengajak SW untuk berpindah tempat duduk
dari pojok kiri ke kanan. Dari situ aku seolah-olah mendapatkan ruang yang
terbuka lebar. Aku jadi lebih bebas untuk berbicara dengannya, lebih berani dan
tidak ada rasa gugup. Dan itulah awal kisah yang sesungguhnya dimulai. Dimana
aku dapat mengobrol dengannya, tertawa bersamanya, berharap kedekatan darinya.
Aku
cukup senang pada saat pelajaran Bahasa Arab. Walau kupikir dia tidak mengerti
pelajaran itu, dia memutuskan untuk menyerahkan semuanya padaku, untuk
membantunya menulis dan menghafal. Dari situ hatiku begitu senang, aku tidak
menyangka bisa sedekat itu dengannya. Apakah ini mimpi? Semoga posisi ini bisa
bertahan lama, ini adalah suatu hal yang membuatku nyaman saat berada
disekolah. Jujur saja saat aku duduk di pojok kiri, jauh darinya. Aku merasakan
kebosanan dan kejenuhan yang kian membara. Rasanya begitu putus asa saat pergi
ke sekolah. Tapi setelah berpindah duduk didepannya, aku memiliki semangat dan
motivasi baru. Aku selalu ingin menunjukkan padanya bahwa akulah yang terbaik.
Walau terbilang dia memasuki TKJ hanya sekedar mencoba-coba. Tapi aku sangat
mengharapkan agar dia bisa bertahan dijurusan itu selama 3 tahun. Rasanya
begitu sedih ketika suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Yaitu melihatnya
pindah sekolah ke sekolah lain, yang membuatku tidak bisa lagi melihatnya,
menatapnya, serta mendengar tawanya. Apa pilihan yang telah kuambil sekarang?
Aku memilih untuk bisa menjadi temannya, agar aku bisa selalu dekat dengannya
tanpa ada kata putus yang terdengar ditelinga. Dan memendam rasa ini untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan. Wanita berdarah campuran, Stand By Me.
0 komentar:
Posting Komentar